This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Friday, April 15, 2016
POLA PENDIDIKAN YANG DITERAPKAN DI NEGARA TIMOR LESTE
POLA PENDIDIKAN YANG DITERAPKAN DI
NEGARA
TIMOR LESTE
A.Pengertian
Pendidikan adalah
salah satu hak yang harus diperoleh setiap warga negara. Supaya semua warga
negara bisa memperolehnya maka pemerintah atau negara mempunyai kewajiban untuk
menciptakan mekanisme dan sistem yang baik kepada semua warga negaranya untuk
bisa mengakses dunia pendidikan mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai pada
Perguruan Tinggi.
B.pendidikan di negara timor leste
Untuk Timor Leste,
masalah pendidikan, sudah tertera secara jelas dalam Konstitusi RDTL Pasal 59
ayat 3 bahwa “Negara akan mengakui dan mengawasi pendidikan swasta dan
pendidikan bersama”. Kemudian, Pendidikan Nasional juga secara jelas tertuang
dalam buku Rencana Pembangunan Nasional (RPN) bahwa pada tahun 2020 nanti,
diharapkan rakyat Timor Leste berpendidikan cukup, sehat, produktif, demokratis
dan mandiri, meningkatkan nilai-nilai nasionalisme, non diskriminasi dan
persamaan dalam konteks global.
Kalau dicermati
secara mendalam maka apa yang termaktup dalam Konstitusi dan RPN tentang
pendidikan nasional mempunyai makna yang sangat positif bagi proses pembangunan
dunia pendidikan kita berdasarkan nilai-nilai Universal yang ingin dicapai.
Secara jelas dalam Konstitusi dan RPN telah menyebut orientasi serta
keberlanjutan setiap bentuk pendidikan baik itu dikelolah secara swasta dan
bersama (negeri) oleh pemerintah pada posisi dan proporsi yang sama dimata
negara. Konstitusi menjamin keberadaan pendidikan berbentuk swasta maupun
pendidikan bersama (pendidikan negeri), ini menunjukan bahwa apa saja bentuk
pendidikan baik suasta maupun negeri mulai dari tingkat pendidikan Sekolah
Dasar sampai pada Perguruan Tinggi tetap menjadi kebanggaan negara. Sebaliknya
untuk mendorong proses tersebut secara otomatis pemerintah atau negara
bertanggungjawab untuk mengarahkan orientasi atau Visi dan Misi pendidikan
berdasarkan pada nilai-nilai budaya masyarakat yang mendiami wilayah atau
bangsa ini secara beradab.
Pada masa pendudukan
Indonesia, Timor Leste hanya memiliki satu Universitas (UNTIM), dan empat
sekolah tinggi (IPI, IKIP, PGSD, & ISEG) serta satu politeknik negeri.
Namun setelah merdeka, wajah dunia pendidikan Timor Lorosae, terutama perguruan
tinggi, mengalami perubahan yang luar biasa dengan bermunculannya
Universitas/perguruan tinggi, baik di Dili maupun di beberapa distrik. Banyak
orang mempertanyakan memjamurnya Perguruan Tinggi di Timor Lorosae. Ada yang
mendukung, ada pula yang mengkritik. Secara sepintas bisa mengatakan dengan
menjamurnya Perguruan Tinggi di Timor Lorosae adalah hal yang baik karena bisa
menampung semua anak-anak yang baru menyelesaikan studinya pada Sekolah
Menengah Umum (SMU), yang tahun lalu menjadi persoalan. Tetapi menjamurnya
Perguruan Tinggi di Timor Lorosae juga banyak orang yang mempertanyakan sebab
berdirinya universitas-universitas dan sekolah tinggi itu seolah-olah hanya
sekedar menyelesaikan persoalan sementara waktu dan untuk menciptakan lapangan
kerja untuk pribadi-pribadi masing-masing.
Dikatakan hanya untuk
menyelesaikan persoalan untuk sementara waktu, yang sebenarnya malah
menciptakan masalah yang lebih besar di masa yang akan datang kalau perguruan
tinggi yang ada, tidak mampu menciptakan manusia-manusia yang berkualitas untuk
membangun dirinya sendiri maupun untuk membangun bangsa ini ke depan. Hal ini
adalah kekuatiran yang harus diperhatikan oleh pemerintah. Sebab harapan kita,
Perguruan Tinggi bisa menciptakan manusia-manusia yang berkualitas untuk membangun
bangsa ini ke depan. Artinya setelah menyelesaikan studinya di perguruan tinggi
dan kembali ke masyarakat, harus mampu menciptakan lapangan kerja untuk dirinya
sendiri maupun untuk masyarakatnya. Tetapi kalau tidak didukung dengan kualitas
pendidikan yang baik pada suatu Perguruan Tinggi maka hanya sekedar menciptakan
manusia-manusia pekerja atau bermental pegawai negeri yang hanya ingin menjadi
pegawai negeri. Akhirnya menjadi persoalan, jika pemerintah tidak menciptakan
lapangan kerja yang cukup untuk orang-orang itu. Hal ini kemungkinan besar bisa
terjadi di masa yang akan datang kalau tidak diperhatikan oleh pemerintah untuk
membuat suatu kebijakan yang jelas untuk mengatur dan mendukung perguruan
tinggi yang ada secara baik . Sebab kondisi beberapa perguruan tinggi yang ada
sekarang sangat tidak mendukun masalah pembentukan kualitas sumberda manusia
yang baik untuk masa yang akan datang, baik itu sarana dan prasarana yang
dimiliki perguruan tinggi, maupun tenaga pengajar yang ada.
Kenyataan yang terjadi
sekarang bahwa dengan kebebasan yang ada sekarang, ditafsirkan secara sempit
oleh banyak orang untuk mendirikan sekolah dan perguruan tinggi seolah-olah
hanya sekedar untuk mendapatkan lapangan kerja. Sehingga mendirikan banyak
sekolah dan Perguruan tinggi tanpa diimbangi mutu dan sumber daya manusia yang
memadai. Pada hal maju dan tidaknya suatu bangsa ditentukan oleh kualitas dan
sistem pendidikan yang baik dalam negaranya itu sendiri. Semua ini kembali
kepada pemerintah untuk mengedepankan amanat yang sudah tertuang dalam
Konstitusi dan buku Perencanaan Pembangunan Nasional yang ada.
Persoalannya adalah
siapa yang akan menjamin perguruan tinggi yang hadir bagaikan jamur tumbuh di
musim hujan bisa memberikan mutuh pendidikan yang baik dan berkualitas kepada
para anak bangsa kita? Alasan mendasar semua itu terjadi karena saat ini
pemerintah relatif tidak memiliki kebijakan yang jelas tentang soal pendidikan
Nasional Timor Leste terutama orientasi dari Visi dan Misinya seperti apa; Dan
kualifikasi sebagian dosen yang berkarya saat ini belum memiliki pengalaman
yang baik untuk ukuran pendidikan level Universitas, karena standar normatif
bagi seorang dosen minimal sarjana strata dua dari perguruan tinggi yang
terakreditasi.
Satu hal yang
seharusnya dilakukan pemerintah sejak awal adalah, mengontrol berdirinya
perguruan tinggi dengan satu peraturan yang bersifat temporary kemudian
menunggu UU organik Pendidikan Nasional. Sekarang siapa yang bertanggung-jawab
jika pemerintah benar-benar menutup sebagian dari perguruan tinggi swasta yang
ada sekarang dan, bagaimana nasib mahasiswa-mahasiswa yang sudah kuliah
beberapa semester pada perguruan tersebut?
Pernyataan pemerintah
melalui pejabat Departemen Pendidikan bahwa keberadaan perguruan tinggi swasta
secara hukum tidak diakui menurut kami, sepertinya terlalu tendensius jika
dilihat dari sisi lain, karena akan menciptakan persoalan baru, karena
ujung-ujungnya orang tua mahasiswa dan mahasiswa sendiri yang akan menjadi
korban. Sebaliknya juga dengan keputusan tersebut, ada nilai positifnya kalau
kita menginginkan mutuh pendidikan yang baik. Misalnya, pernyataan yang
disampaikan Sekretaris do Estadu da Edukasaun, Kultura, Joventude no Desporto
(Stl, 21 Juli 2003), bahwa secara legalitas pemerintah tidak mengakui Perguruan
Tinggi Swasta yang hadir selama ini. Menurutnya, layak atau tidak (masalah
kualitas sebagai kriteria dasar) suatu Universitas akan ditentukan oleh UU
organik setelah diadakan kongres pada tahun ini. Jikalau suatu universitas
tidak memenuhi kriteria yang akan termaktup UU nanti, secara otomatis akan
ditutup. Pernyataan demikian, memang ada nilai positifnya tetapi juga ada nilai
negatifnya. Positif karena ada perencanaan dari pemerintah untuk meremodelisasi
beberapa Universitas/perguruan tinggi yang tidak memiliki akreditasi
beroperasi. Tapi dari sisi lain pemerintah akan lemah menerapkan kebijakannya,
sebab sejak awal didirikannya Universitas-universitas itu, tidak ada regulasi
atau aturan untuk mengatur layak atau tidak suatu perguruan tinggi dibuka.
Untuk sementara ini
mungkin pemerintah baru mulai mengimplementasikan orientasi dan arah Pendidikan
Nasional berdasarkan isi buku Perencanaan Pembangunan Nasional. Seharusnya,
semua rencana kegiatan sejak keluarnya RPN, pemerintah yang memiliki wewenang,
menyesuaikan setiap kebijakannya, dengan maksud bisa tercipta keseimbangan
dalam proses pembangunan. Kenyatannya, setelah terbitnya buku RPN hingga saat
ini, pemerintah baru mau melakukan pengodokan UU Pendidikan Nasional yang mana
memiliki konsekwensi yang besar terutama proses keberlanjutan dari manfaat
pendidikan itu sendiri, padahal dalam RPN telah tercantum secara jelas Visi,
Misi serta orientasi pendidikan itu sendiri. Keterlambatan ini telah
menyebabkan pemerintah mengalami beberapa persoalan yang rumit, belum termasuk
sektor pendidikan yang meliputi perguruan tinggi dan sekolah Dasar, SLTP hingga
SLTA. Kemungkinan pertimbangan di atas, yang membuat pemerintah mengeluarkan
keputusan pada tahun lalu untuk mengurangi anggaran bagi perguruan tinggi.
Keputusan demikian, mengindikasikan bahwa pemerintah masih mempelajari
kebijakan Pendidikan Nasional melalui RUU yang sedang digodok guna menentukan
kebijakan dan arah bagi Pendidikan Nasional Timor Leste, yang berlandaskan pada
budaya bangsa, dan bisa mewakili nilai-nilai universal yang di akui secara
Internasional.
Proses yang sedang
direncanakan secara langsung berkaitan dengan mutu dan kwalitas pendidikan
tinggi baik swasta maupun negeri, klasifikasi standarisasi untuk setiap
perguruan tinggi sangat dibutuhkan untuk memberi mutu pendidikan berkualitas.
Tanpa itu mustahil, target yang akan dicapai dapat diraih, sehingga dibutuhkan
standar-standar dan kualifikasi tertentu untuk mengimbangi tujuan-tujuan dasar
yang telah di targetkan pemerintah bagi keberlangsungan Pendidikan di negara
ini. Kerjasama antara perguruan tinggi dan pemerintah mutlak diperlukan untuk
menghindari kekurangan dalam hal materi dan fasilitas seperti sarana dan
prasarana. Tanpa dukungan maksimal pemerintah kepada Perguruan Tinggi, maka
sarjana-sarjana yang akan dicetak, secara otomatis akan miskin pengetahuan,
terutama kebutuhan yang tak bisa disediakan oleh Perguruan Tinggi.
Dalam beberapa wawancara
yang dilakukan media massa dengan para rektor dan dosen pada beberapa perguruan
tinggi secara jelas, mereka menyampaikan kekurangan utama yang dihadapi
institusinya, seperti kekurangan Laboratorium, perpustakaan serta kapasitas
para pengajar. Untuk menentukan kapasitas serta standar seorang dosen atau
rektor, secara otomatis pemerintah bertanggung jawab untuk mengeluarkan suatu
peraturan guna memberi kriteria dan standar bagi seorang pengajar, mungkin
kebijakan ini berlaku untuk semua tingkatan sekolah yang ada. Kemudian di
perlukan pula aturan dalam mengklasifikasi setiap mata kuliah, serta aturan
khusus untuk melihat dan menilai setiap Ijasah pengajar. Apakah Ijasah yang
bersangkutan terakreditasi atau tidak, ini di perlukan untuk menghindari adanya
Ijasah “Aspal”. Dan klasifikasi mata kuliah di perlukan untuk menghindari mata
kuliah yang tidak di butuhkan di Timor Leste jika kita berbicara soal sumber
daya manusia siap pakai. Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Cover
KATA
PENGANTAR
Namo
Buddhaya,
Puji
syukur kami panjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa,
Sang Triratna Buddha, Dhamma, dan Sangha,
yang telah memberikan kami kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas Bahasa Indonesia dengan judul “PrestasiBelajar”.
Penyusun membuat makalah ini
agar para pembaca dapat memperluas wawasannya. Semoga dengan dibuatnya
makalah ini dapat menjadi
sumbangsi pemikiran kepada pembaca khususnya para Mahasiswa Sekolah Tinggi
Agama Buddha (STAB) Negeri Sriwijaya Tangerang Banten.
Kami
sadar bahwa makalah yang
kami susun ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kepada dosen pembimbing
serta para pembaca kami meminta kritik dan saran demi perbaikan dan
kesempurnaan pembuatan makalah selanjutnya di masa yang mendatang dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua khususnya para pembaca makalah ini.
Tangerang,
April 2014
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR
ISI .................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang........................................................................................ 1
1.2. RumusanMasalah................................................................................... 2
1.3. TujuanPenulisan..................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1. PengertianPrestasiBelajar....................................................................... 3
2.2. Faktor
yang MempengaruhiPrestasiBelajar........................................... 4
2.3. FasilitasBelajaruntukMencapaiPrestasiBelajar....................................... 5
2.4. Cara BelajarUntukMencapaiPrestasiBelajar......................................... 7
2.5. Peranan
Guru danOrangtuaDalamPrestasiBelajar................................. 8
2.5.1. Peranan
Guru ........................................................................... 8
2.5.2. PerananOrangtua....................................................................... 8
2.6. HambatanDalamMeraihPrestasiBelajar................................................. 10
2.7. UpayaMeningkatkanPrestasiBelajar...................................................... 11
BAB
III PENUTUP
3.1. Kesimpulan............................................................................................ 13
BAB
I
1.1. Latar Belakang
Indonesia terkenal dengan luasnya wilayah serta
negara dengan berbagai suku bangsa dan agama. Sehingga tidak heran jika
Indonesia berpenduduk terbanyak di dunia dengan urutan empat. Banyaknya
penduduk yang tinggal di Indonesia membuat permasalahan semakin komplek pula.
Terutama masalah pendidikan di Indonesia itu sendiri,
karena pendidikan itu adalah hal yang paling penting dalam proses berkembangnya
suatu negara. Pendidikan itu sendiri merupakan suatu usaha atau kegiatan yang
dijalankan dengan teratur, sistematis dan berencana dengan maksud menciptakan seseorang
yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk
mencapai cita-cita yang diharapkan dan mampu beradaptasi dalam berbagai lingkungan.
Sistem pendidikan nasional di Indonesia memiliki tujuan yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan masyarakat Indonesia seutuhnya.
Tingkat keberhasilan suatu pendidikan adalah dilihat
dari hasil belajar siswa yang telah kita ketahui melalui rapor. Sehingga
menyebabkan yang dinamakan suatu urutan perolehan. Sehingga terlihat yang
dinamakan prestasi dari belajar itu sendiri. Prestasi Belajar yang bagus
memungkinkan seorang anak bahwa dirinya adalahanak yang berhasil dalam proses
belajar tersebut.
Oleh karena permasalahan diatas, maka penulis akan
mengangkat sebuah topik yang berjudul “ Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa”.
Agar bisa menjawab semua permasalahan yang telah tersebut diatas.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian dari prestasi belajar?
2. Faktor
apa saja yang mempengaruhi prestasi belajar?
3. Fasilitas
apa yang di berikan kepada siswa agar mencapai prestasi belajar?
4. Bagaimana
cara belajar yang tepat untuk mencapai prestasi belajar?
5. Bagaimana
peranan guru danorangtua dalam mencapai prestasi belajar?
6. Apa
saja hambatan yang terjadi dalam mencapai prestasi belajar?
7.
Upayaapa yang
dilakukandalammencapaiprestasibelajar?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Dapat
menjelaskan pengertian prestasi belajar.
2. Bisa
menjabarkan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.
3. Menjelaskan
fasilitas yang diberikan baik dari pemerintah maupun orangtua.
4. Menjelaskan
cara belajar yang tepat agar mencapai prestasi belajar.
5. Menjelaskan
peranan guru dan orangtua dalam mencapai prestasi belajar.
6. Menjelaskan
hambatan yang tejadi dalam mencapai prestasi belajar.
7. Menjelaskan
upaya yang dilakukan dalam mencapai tujuan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Prestasi Belajar
Kata prestasi belajar
terdiri dari dua suku kata, yaitu “prestasi” dan “belajar”. Kata prestasi
berasal dari bahasa Belanda yaitu ”Presesatie” yang kemudian didalam bahasa
Indonesia menjadi “Prestasi” yang berarti hasil usaha. Prestasi belajar selalu
dihubungkan dengan pelaksanaan suatu kegiatan atau aktifitas. Prestasi belajar
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena
kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi belajar merupakan output
dari proses belajar. Untuk memahami lebih jauh tentang pengertian presatasi
belajar, berikut ini para ahli menjabarkan makna dari kedua kata tersebut.
Berikut ini beberapa pengertian prestasi belajar menurut para ahli,
diantaranya:
1.
Menurut Winkel dalam Sunarto (2009)
mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau
kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan
kemampuan yang dicapainya”.
2. Menurut
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004:138) menyimpulkan bahwa “prestasi belajar
merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari
dalam diri (internal) maupun dari luar(eksternal) individu”.
3. Menurut
Nasution dalam Sunarto (2005) menyimpulkan bahwa “prestasi belajar adalah
kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat.
Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yaitu: kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan), sebaliknya
dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi ketiga
kriteria tersebut”.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas
menurut para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dapat
diartikan sebagai kecakapan nyata yang dapat diukur dengan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan sebagai interaksi aktif antara subyek belajar dengan obyek
belajar selama berlangsungnya proses belajar mengajar untuk mencapai hasil atau
tujuan belajar. Kemudian tujuan dari tes prestasi belajar itu sendiri yaitu
mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar.Tes prestasi belajar berupa tes
yang disusun secara terencana untuk mengungkap performasi maksimal individu
dalam menguasai materi yang telah diajarkan.Hasil dari tes prestasi belajar
dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.Prestasi
belajar tersebut dilambangkan dengan angka atau huruf, seperti pada pendidikan
pascasarjana yang ditunjukkan dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) dengan
skala 4.
2.2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Banyak faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar, diantaranya ada yang berasal dari dalam diri
(internal), da nada yang berasal dari luar diri (eksternal).Prestasi belajar menunjukkan
tingkat keberhasilan anak dalam belajar di sekolah yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor.Menurut Conny R Semiawan (2000:200)“peran keluarga lebih banyak
bersifat memberikan dukungan baik dalam hal penyediaan fasilitas maupun
penciptaan suasana belajar yang kondusif”.
Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Widodo
Supriyono (2004:138) prestasi belajar yangdicapai seorang individu merupakan
hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya.Faktor-faktor
tersebut yaitu terdiri dari faktor yang berasal dari dalamdiri sendiri
(internal) dan faktor yang berasal dari luar diri sendiri
(eksternal).Faktorinternal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa,
yang meliputi faktor jasmaniah, psikologi, dan faktor kematangan fisik maupun
psikis. Faktorjasmaniah antara lain meliputi panca indera yang tidak berfungsi
sebagaimanamestinya, berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah
laku, dan faktor kesehatan.Sedangkan faktor psikologi antara lain kecerdasan,
bakat, sikap, kebiasaan,minat, kebutuhan,kematangan, kesiapan, perhatian, dan
motivasi. Faktor eksternal yang berasal dari luar dirisiswa berupa faktor
sosial, budaya, lingkungan fisik, dan lingkungan spiritualkeagamaan.Faktor
sosial meliputi lingkungan keluarga, sekolah, danmasyarakat.Faktor budaya
meliputi adat istiadat, ilmu pengetahuan,teknologi, dan kesenian.Faktor
lingkungan fisik seperti fasilitas rumah danfasilitas belajar. Fasilitas
belajar meliputi ruang belajar, meja, kursi penerangan,alat tulis, dan
buku-buku pelajaran. Faktor tersebut salingberinteraksi baik secara langsung
maupun tidak langsung dalammempengaruhi prestasi belajar.
Jadi, dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor yang memepngaruhi prestasi belajar dapat dikelompokkan
menjadi dua bagian yaitu:
1.
Faktor internal
Faktor
ini mencakup dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan dalam diri siswa itu
sendiri berupa motivasi, minat, bakat, kepandaian, kesehatan, sikap, perasaan,
dan faktor pribadi lainnya yang ada di dalam dirinya.
2. Faktor
eksternal
Faktor
ini berhubungan dengan pengaruh yang datang dari luar diri siswa tersebut,
yaitu berupa sarana dan prasarana, lingkungan, masyarakat, guru, budaya, metode
pembelajaran, lingkungan fisik, lingkungan spiritual keagamaan, kondisi sosial,
ekonomi, dan lain sebagainya.
2.3. Fasilitas
Belajar untuk Mencapai Prestasi Belajar
Seperti yang disebutkan
di atas bahwa keberhasilan belajar seorang siswa salah satunya adalah
dipengaruhi oleh faktor fasilitas belajar.Orangtua harus mampu menyediakan
fasilitas belajar dengan lengkap supaya anak dapat belajar dengan maksimal dan
mendapatkan prestasi.Namun, kenyataannya banyak orang tua yang belum mampu
menyediakan fasilitas belajar dengan lengkap dikarenakan oleh banyak faktor
salah satunya yaitu keadaan ekonomi keluarga yang selalu dijadikan alasan utama
orangtua. Hal yang samaseperti yang dikemukakan oleh Abu Ahmadi dan Widodo
Supriyono (2004:88), bahwa “keadaan atau kondisi ekonomi keluarga akan
mempengaruhi ketersediaan fasilitas belajar”. Selain ketersediaan fasilitas
belajar yang lengkap, diharapkan siswa dapat memanfaatkan fasilitas yang ada
baik yang disediakan oleh pemerintah maupun orangtua dengan baik sehingga akan
menghasilkan prestasi belajar yang sangat baik. Namun,kenyataannya masih banyak
siswa yang belum bisa memanfaatkan fasilitas belajarnya dengan baik seperti
menyalahgunakan fasilitas yang ada.
Fasilitas belajar
berperan dalam mempermudah dan memperlancar kegiatan belajar siswa.Macam-macam
fasilitas belajar seperti tempat belajar, peralatan tulis, media pembelajaran,
gedung yang nyaman dan fasilitas-fasilitas lainnya.Fasilitas belajar di
pergunakan untuk mempermudah siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang timbul
sewaktu mempelajari dan memahami pelajaran atau tugas yang diberikan oleh
guru.Misalnya seorang siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, sedangkan
siswa tersebut belum sepenuhnya atau tidak memiliki fasilitas belajar yang
menunjang untuk mengerjakan tugas tersebut yang kemungkinan dapat menghambat
terselesainya tugas yang diberikan oleh guru tersebut. Sebaliknya jika siswa
mempunyai fasilitas belajar yang lengkap, maka tugas dari guru dapat dikerjakan
dengan baik dan akan terselesaikan dengan cepat. Jadi apabila siswa mendapat
fasilitas belajar yang baik dan didukung oleh kemampuan siswa dalam
memanfaatkannya secara optimal diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
Selajutnya dalam masalah pemenuhan
fasilitas belajar yang dikemukakan oleh Thamrin Nasution (Indrayanto, 2010),
“Kurang lengkapnya buku-buku yang diperlukan menyebabkan anak malas belajar
serta menghalanginya untuk belajar lebih baik, karena bagaimana bisa belajar
dengan sungguh-sungguh apabila buku-buku yang diperlukan sebagai alat penunjang
tidak lengkap atau tidak ada.Oleh sebab itu orang tua perlu memikirkan untuk
melengkapi buku anaknya.Demikian juga dengan alat tulis seperti pensil, pena,
buku tulis dan lain-lainnya yang sangat menunjang kelancaran belajar itu
sendiri.”Penjelasan di atas menunjukkan bahwa fasilitas belajar diduga memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa.Akan tetapi, fasilitas
belajar tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh siswa.Dengan terpenuhinya
fasilitas belajar dan semua siswa dapat mempergunakannya dengan baik tanpa
menyalahgunakan fasilitas belajar yang ada serta mendapat dukungan dari
orangtua, kemungkinan besar semua siswa pasti dapat berprestasi.
2.4. Cara Belajar untuk Mencapai Prestasi Belajar
Hal yang harus mendapat perhatian pada saat
peningkatan mutu pendidikan yaitu masalah cara belajar siswa, mengingat
keberhasilan pencapaian tujuan belajar sangat menentukan berhasil tidaknya
kegiatan pendidikan. Cara belajar merupakan faktor kunci yang menentukan
berhasil tidaknya belajar.Hal ini sangat penting bagi Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) mengingat SMK disiapkan sebagai tenaga kerja terampil untuk memasuki
dunia kerja.Dalam hal ini agar tujuan tersebut dapat tercapai maka tingkat
penguasaan dan keterampilan serta bidang keahlian lulusan SMK harus sesuai
dengan tuntutan kebutuhan dunia kerja.
Cara belajar merupakan cara bagaimana siswa
melakukan kegiatan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman. Untuk mencapai
prestasi belajar yang baik diperlukan cara balajar yang baik juga. Namun, pada
kenyataanya masih ada siswa yang belum mempunyai cara belajar yang baik. Hal
ini terlihat baik pada saat kegiatan belajar di kelas ataupun di rumah,
misalnya saja ketika diberikan tugas rumah masih saja ada siswa yang belum
mengerjakan sehingga siswa harus mengerjakanya di sekolah atau terlihat pada
saat ulangan masih ada siswa yang berusaha untuk mencontek. Kenyataan demikian
memperlihatkan bahwa siswa belum
mempunyai cara belajar yang baik sehingga prestasi belajar yang di capai
menjadi kurang maksimal.
Setiap
siswa pasti memiliki cara belajar yang berbeda-beda. Tingkat pemahaman dan
penguasaan materi dipengaruhi oleh cara belajar siswa. Siswa yang cara
belajarnya baik, maka akan baik pula tingkat pemahaman dan penguasaan
materinya, sehingga prestasi belajar siswa yang cara belajarnya baik akan
menjadi baik pula. Sebaliknya, jika siswa tidak mampu untuk memahami dan
menguasai materi sehingga prestasi belajarnya rendah.Cara belajar yang efisien
dimulai dari diri sendiri yaitu belajar dengan teratur, disiplin, dan
konsentrasi pada saat mengikuti pelajaran. Oleh karena itu untuk membantu
meningkatkan prestasi belajar siswa agar dapat menjadi lebih optimal, maka
faktor-faktor tersebut hendaknya dapat difungsikan secara masksimal sehingga
pada akhirnya prestasi belajar yang diraih siswa akan menjadi lebih baik.
2.5. Peranan Guru dan Orangtua Dalam Prestasi
Belajar
2.5.1. Peranan Guru
Guru merupakan seorang pendidik profesional yang
memiliki tugas utama yaitu mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai,mengevaluasi dan mengajar peserta didik pada pendidikan usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Bab 1 Pasal 1,
angka 1 UUGD). Peranan guru menurut Suparlan (2005:25), status guru mempunyai
implikasi terhadap peran dan fungsi yang menjadi tanggung jawabnya. Guru memiliki
satu kesatuan peran dan fungsi yang tidak terpisahkan, antara kemampuan
mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih. Keempat kemampuan tersebut
merupakan kemampuan integratif, antara yang satu dengan yang lain tidak dapat
dipisahkan.
Ada
2 peranan penting sebagai seorang guru ialah sebagai seorang pendidik dan
pengajar yang harus mampu membangun dan menerapakan informasi pengetahuan dan
teknologi secara logis, kritis, kretif, dan inovatif secara mandiri dengan
menunjukan sikap kompetitif, sportif, dan etos kerja untuk mendapatkan hasil
yang terbaik dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.5.2. Peranan Orangtua
Orangtua memiliki peranan yang sangat penting untuk
meningkatkan perkembangan prestasi anak. Tanpa adanya dorongan dan motivasi,
maka perkembangan prestasi belajar akan menurun dan mengalami hambatan. Pada
umumnya ada orangtua yang kurang memahami betapa pentingnya peranan mereka
dalam hal ini, kurang memberikan perhatian terhadap prestasi belajar anaknya.
Mungkin ini terjadi karena orangtua yang terlalu sibuk dengaan segala urusan
pekerjaan di kantor atau bisnis mereka. Jika orangtua tidak memberikan
perhatian kepada anak-anaknya maka prestasi belajar yang didapatkan semakin
rendah.Ada berbagai macam peranan orangtua yang dapat dikembangkan dalam upaya
menopang prestasi belajar anaknya, diantaranya:
a. Menyediakan
fasilitas belajar yang memadai
b. Membelikan
buku dan alat-alat tulis
c. Memberitahu
bagaimana mengatur jadwal kegiatan belajar
d. Menandatangani
buku PR
e. Memberitahu
langkah-langkah yang harus dilakukan dalam belajar
f. Mengecek
apakah anak sudah belajar atau
mengerjakan tugas-tugasnya
g. Menanyakan
nilai atau hasil belajar anak
h. Menanyakan
kesulitan-kesulitan yang dihadapi
i.
Menjelaskan mengapa anak perlu belajar dan sekolah denga rajin
j.
Memberitahukan hal-hal apa yang boleh
dan tidak boleh dilakukan anak di sekolah dan rumah dalam belajar
k. Menegur
bila anak lalai dalam tugas dan tanggung jawabnya
l.
Memberi contoh yang teladan
Dalam
proses belajar mengajar tersebut, guru memegang peran penting dalam upaya
mendidik, mengajar, melatih, membimbing serta mengarahkan anak atau peserta
didik. Tetapi, ketika anak berada di rumah peran orangtua sangatlah penting
dalam berupaya membantu meningkatkan prestasi belajar anaknya. Jadi, prestasi
belajar seorang anak bukanlah
semata-mata hanya tanggungjawab seorang guru. Orangtua juga mempunyai
kontribusi besar dalam menopang prestasi belajar anaknya, karena sumber belajar
bukan hanya dari guru. Guru adalah salah satu sumber belajar diantara sekian
banyak sumber belajar.
Kesulitan belajar merupakan kondisi dalam proses
belajar mengajar yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu dalam
mencapai hasil belajar. Kesulitan belajar itu adalah adanya jarak antara
prestasi akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik yang nampak sekarang
(prestasi actual).Kemudian anak yang mengalami kesulitan belajar adalah anak
yang mempunyai intelegensi normal tetapi menunjukan satu atau beberapa
kekurangan yang penting dalam proses belajar mengajar, baik dalam persepsi,
ingatan, perhatian ataupun fungsi motoriknya. Kekurangan dapat berwujud verbal
maupun non verbal.
Kesulitan belajar yang muncul dalam kegiatan belajar
ada bermacam-macam, ada sifat fisiologis misalnya saat belajar sering merasa
pusing, cepat mengantuk, mata sakit bila membaca dan lain-lain.Hambatan yangbersifat
psikologis misalnya tidak minat belajar, kemampuan tidak menunjang dalam
kondisi stres, hambatan bersifat sosial kehadiran teman waktu belajar, situasi
keluarga yang ramai, keluarga tidak harmonis, dan sebagainya. Hambatan tersebut
baik disadari ataupun tidak, sangat mengganggu proses belajar anak yang tidak
dapat mencari prestasi belajar dengan baik. Adapun gejala kesulitan belajar
ditujukan oleh;
1. Kekacauan
belajar adalah suatu keadaan proses belajar anak terganggu karena timbulnya
respons yang bertentangan pada anak yang mengalami kekacauan belajar seperti
potensi dasarnya tidak dirugikan, tetapi belajar anak terhambat oleh adanya
reaksi-reaksi belajar yang bertentangan, sehingga tidak dapat menguasai bahan
yang dipelajari dengan baik. Jadianak mengalami kebingungan untuk memahami
bahan belajar.
2. Ketidakmampuan
belajar adalah suatu gejala anak tidak mampu belajar dalam kegiatan belajar
dengan berbagai sebab sehingga hasil belajar yang dicapainya berbeda dibawah
potensi intelektualnya.
3. Learning
Disfungctions suatu kesulitan belajar yang mengacu pada gejala proses belajar
yang tidakdapat berfungsi dengan baik, walaupun anak tidak menunjukkan adanya
subnormal mental, gangguan alat indera, ataupun gangguan psikologis. Misalnya
anak sudah belajar dengan tekun namun tidak mampu menguasai bahan belajar
dengan baik.
4. Under
Uchiever suatu kesulitan belajar yang terjadi pada anak yang tergolong potensi
intelektualnya di atas normal tetapi prestasi belajar yang dicapainya rendah.
5. Lambat
belajar anak sangat lambat dalam proses belajarnya sehingga setiap melakukan
kegiatan membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding dengan anak lain yang
memiliki potensi intelektual yangsama.
2.7. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar
Adapun
bentuk upaya dalam meningkatkan proses prestasi belajar siswa adalah sebagai
berikut:
1.
Tujuan
Setiap
kegiatan mempunyai tujuan tertentu karena berhasil tidaknya suatu kegiatan
diukur sejauh mana kegiatan tersebut mencapai tujuannya.
2.
Metode dan Alat
Metode merupakan komponen yang ikut menentukan berhasil
atau tidaknya program pengajaran dan tujuan pendidikan.
3. Bahan
dan Materi
Karena dengan kegiatan belajar mengajarakan
merumuskan suatu tujuan, setelah tujuan dapat diketahui langkah selanjutnya
menetapkan materi. Kemudian setelah menetapkan materi guru dapat menentukan
metode yang akan dipakai dalam menyampaikan materi tersebut.
4. Evaluasi
Evaluasi
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan metode, alat dan bahan atau
materi yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan bisa tercapai
semaksimal mungkin.
Dalam pemberian
metode tugas atau resitasi ini supaya bisa sesuai dengan yang diinginkan maka,ada
beberapa syarat yang harus diketahui oleh pendidik dan siswa yang diberi tugas,
yaitu:
1.
Tugas yang diberikan harus berkaitan
dengan pelajaran yang telah mereka pelajari, sehingga murid disamping sanggup
mengerjakan juga sanggup menghubungkan dengan pelajaran-pelajaran tertentu.
2.
Guru harus dapat mengukur dan
memperkirakan bahwa tugas yang diberikan kepada siswa akan dapat
dilaksanakannya karena sesuai dengan kesanggupan dan kecerdasan yang dimiliki.
3.
Guru harus menanamkan keadaan murid
bahwa tugas yang diberikan pada siswa akan dikerjakan atas kesadaran sendiri
yang timbul dari hati sanubarinya.
4.
Jenis tugas yang diberikan harus
dimengerti benar-benar sehingga murid tidak ada keraguan dalam melaksanakannya.
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas
dapat kami simpulkan bahwa prestasi belajar terdiri dari dua suku kata yaitu prestasi
dan belajar. Prestasi belajar merupakan sebagai kecakapan nyata yang dapat diukur
dengan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai interaksi aktif antara subyek
belajar dengan obyek belajar selama berlangsungnya proses belajar mengajar untuk
mencapai hasil atau tujuan belajar. Di dalam prestasi belajar terdapat faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya yaitu faktor yang berasal dari dalam
diri (internal) dan faktor dari luar diri (eksternal). Selain kedua faktor tersebut
yang mempengaruhi prestasi belajar, ada faktor lain dalam mencapai prestasi belajar
yaitu fasilitas belajar.Dalam mencapai prestasi belajar siswa, selain guru orangtua
juga memiliki peranan yang sangat penting untuk memotivasi anaknya, supaya anak
tersebut dapat mencapai prestasi belajar dengan baik.
Ada berbagai cara belajar untuk mencapai
prestasi belajar yang baik, salah satunya yaitu dengan pemahaman dan penguasaan
materi. Dengan menggunakan cara tersebut siswa akan dapat mencapai prestasi belajar
dengan baik. Selanjutnya di dalam prestasi belajar terdapat hambatan dan upaya dalam
meningkatkan prestasi belajar. Dengan mengerti dan memahami apa yang di
sampikan oleh guru, kemudian menggunakan fasilitas yang ada dengan baik serta selalu
mendapatkan motivasi dari orangtua, siswa akan mendapatkan prestasi belajar
yang sangat baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Agustina,Rangga.2014.”Peran
Orang Tua dalam Upaya Membantu Meningkatkan Mutu Pendidikan”:(Online),(http://edukasi.kompasiana.com/2014/01/23/peran-orang-tua-dalam-upaya-membantu-meningkatkan-mutu-pendidikan-629866.html,
diakses 27 April 2014).
Ardiansyah, Asrori.2011.”Tingkatkan
Prestasi Belajar Siswa”: (Online), (http://www.majalahpendidikan.com/2011/04/tingkatan-prestasi-belajar-siswa.html,
diakses 28 April 2014).
Ardiansyah, Asrori.2011.”Hambatan
dalam Meraih Prestasi Belajar”: (Online), (http://www.majalahpendidikan.com/2011/05/hambatan-dalam-meraih-prestasi-belajar.html, diakses
28 April 2014).
Kusumaningsih,Yunita.2009.” Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar”.Skripsi.Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Herlina, Nunung Ika.2006.”Hubungan Antara Motivasi
Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Smk PGRI 2 Geneng Kabupaten
Ngawi”.Skripsi. Malang:Program studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang.