BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Implementasi
Pembelajaran Tematik
Pada dasarnya
pembelajaran tematik sama halnya dengan model pembelajaran terpadu, hanya
menggunakan satu tema untuk mengkaitkan kebeberapa mata pelajaran lainnya.
Dalam hal ini anak bisa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih bermakna
karena sama halnya dengan mempelajari diri sendiri. Menurut Indrawati (Trianto,
2011 : 149) menyatakan pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang
melintasi batas-batas mata pelajaran untuk berfokus pada permasalahan kehidupan
yang komperhensif atau dapat disebut dengan studi luas yang mengabungkan berbagai
bagian kurikulum ke dalam hubungan yang bermakna. Dapat diketahui dari
pernyataan tersebut bahwa pembelajaran tematik sangat terintegrasi dari
kehidupannya sendiri namun tetap mengacu pada kurikulum.
Implementasi
pembelajaran tematik, disini melakukan pengumpulan data dengan melakukan
observasi di SD Negeri 01 Dangdang pada kelas II berjumlah 53 siswa. Di sekolah
ini kurikulum yang digunakan adalah berbasis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, namun dalam mengimplementasi
pembelajaran tematik dalam proses pembelajaran berdasarkan pada satu tema yang
dihubungkan dengan mata pelajaran yang lain. Pada tahun 2014-2015 Kurikulum
2013 pernah di aplikasikan dalam SD Negeri 01 Dangdang, hanya di berlakukan
selama satu semester di kelas 1, 2, 4, dan 5. Hal yang melatarbelakang tidak
diterapkan disemua kelas semata-mata karena mengikuti aturan pemerintah pada
saat itu. Namun Kurikulum 2013 tidak diberlakukan kembali di sekolah ini karena
pada saat itu masih dalam tahap percobaan.
Perubahan
kurikulum yang terjadi dalam Kemendikbud, kurikulum 2013 telah berjalan selama
kurang lebih setengah tahun. kemudian di
SD Negeri 01 Dangdang diganti oleh Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Dalam Kurikulum 2013 pembelajaran
yang telah diterapkan yaitu menggunakan pendekatan pembelajaran tematik
integratif. Sedangkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) tahun
2006 menggunakan pendekatan buku secara terpisah pada tiap mata pelajaran. Dalam
pembelajaran kurikulum KTSP tahun 2006 tentunya baik guru ataupun siswa
memiliki suatu kendala. Berikut ada beberapa kendala dalam mengimplementasikan
pembelajaran tematik di SD Negeri 01 Dangdang yaitu:
1. Pengelolaan
kelas
Di
kelas II SD Negeri 01 Dangdang dengan jumlah 53 siswa. Menurut Arikanto (2000)
menyatakan bahwa pengelolaan kelas merupakan pengadministrasian, pengaturan
atau penataan suatu kegiatan secara umum. Jadi dari pernyataan tersebut
pengelolaan kelas sangatlah penting untuk menciptakan suatu proses pembelajaran
secara kondusif. Kendala ini terjadi karena terlalu banyaknya siswa sehingga
guru tidak dapat memperhatikan secara satu persatu, yang terjadi suasana kelas
menjadi gaduh dan siswa yang memperhatikan guru hanya anak-anak yang duduk
dibangku paling depan saja.
2. Penggunaan
buku Lembar Kerja Siswa (LKS) atau buku paket yang belum bertema.
Dalam
hal ini mengacu pada sumber belajar pokok siswa yaitu buku Lembar Kerja Siswa
(LKS), satu mata pelajaran hanya menggunakan satu buku. Penggunaan buku Lembar
Kerja Siswa (LKS) seperti ini menjadi kendala bagi guru karena guru sulit
menggabungkan kedalam mata pelajaran lain atau sulit mengambil tema. Selain itu
hal ini juga membuat siswa menjadi kesulitan dalam proses pembelajaran selama
satu hari harus membawa buku lebih dari satu. Namun dampak yang dirasakan ada
beberapa siswa yang tidak membawa buku Lembar Kerja Siswa (LKS) sehingga banyak
yang mengeluh. Ketika guru mengarahkan siswa untuk ikut bergabung dengan teman
yang membawa buku Lembar Kerja Siswa (LKS) yang terjadi mereka akan bermain
sehingga tidak memperhatikan guru.
3. Kemampuan
yang berbeda-beda
Pada
saat pengumpulan data materi yang diajarkann mengenai Bahasa Indonesia, ketika
dalam proses pembelajaran di SD Negeri 01 Dangdang ada beberapa siswa yang
memiliki kesulitan dalam membaca. Hal yang melatarbelakang ini banyak siswa
yang masuk ke sekolah tidak mengikuti jenjang PAUD terlebih dahulu, sehingga
ketika masuk di sekolah dasar para siswa belum memiliki bekal yang cukup.
Dampak yang terjadi ada sebagian siswa yang sudah selesai mengangu siswa lain
yang belum selesai sehingga menimbulkan kegaduhan antar siswa.
4. Kurang
Fasilitas dari pihak sekolah
Kondisi
kelas yang terlihat pada saat itu sangatlah sederhana dan banyak barang-barang
yang tidak layak untuk dipakai masih disimpan di kelas. Pada dasarnya
pembelajaran bertema telah menuntut guru harus berperan aktif dalam proses
pembelajaran dengan harus menyediakan alat-alat sebagai media pembelajaran serta
dapat membuat siswa agar tidak bosan dalam proses pembelajaran sehingga guru
harus terus memiliki ide yang bagus yang dapat diaplikasikan di dalam proses
pembelajaran. Dalam hal ini dari pihak sekolah belum ada tindak lanjut mengenai
penyediaan fasilitas yang mengacu pada sarana prasarana.
5. Siswa
yang terlalu aktif
Kendala
seperti ini sering terjadi dimana anak yang aktif akan sulit dikontrol ketika
guru menjelaskan sehingga guru harus memiliki keahlian dengan kecakapan yang
khusus. Siswa seperti ini cenderung ingin menjadi siswa yang berbeda dari teman
yang lainnya dengan tujuan untuk agar menjadi pusat perhatian pada guru.
Guru
dalam melakukan pembelajaran tentunya ketika menemukan kendala, dalam sat itu
juga harus bisa mengatasinya. berikut adalah solusi untuk mengatasi
kendala-kendala yang sudah tertulis, yaitu:
1. Pengelolaan
kelas
Dalam hal ini
guru harus dapat mengatur kelas secara efektif. Ketika dalam suatu kelas terdapat
jumlah siswa yang terlalu banyak maka hal yang dilakukan oleh guru tersebut
adalah antara siswa yang aktif dan siswa yg pasif dalam posisi duduk diatur
dengan cara dicampur. Dengan tujuan agar para siswa yang aktif bisa lebih
tenang ketika teman sejawatnya mengkondisikan untuk tenang.
2. Penggunaan
buku Lembar Kerja Siswa (LKS) atau buku paket yang belum bertema.
Peran
guru disini sebagai organisator dengan kata lain guru dapat mengelompokan
materi-materi pembelajaran. Ketika terlalu banyaknya buku Lembar Kerja Siswa
(LKS) yang harus dibawa maka guru harus dapat mengelompokkan satu mata
pelajaran yang kemudian dihubungkan dengan mata pelajaran yang lain.
3. Kemampuan
yang berbeda-beda
Solusi
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah mengenai kemmpuan siswa yang
berbeda-beda, ialah yang dilakukan oleh guru dengan cara menggabungkan antara
teman sejawat. Oleh sebab itu siswa yang
memiliki kemampuan kurang bisa ikut belajar dengan siswa yang sudah
mengerti. Pada dasarnya ada sebagian siswa yang mudah mengerti apabila yang
menjelaskan itu teman sejawatnya sendiri dibandingkan oleh guru sebagai
pengajar.
4. Kurang
Fasilitas dari pihak sekolah
Dalam
hal ini dapat mengacu pada sarana dan prasarana yang bisa menunjang proses
pembelajaran. Pada dasarnya fasilitas dalam sekolah adalah hal utama yang dapat
menunjang keberhasilah dalam pembelajaran. Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan cara memberikan fasilitas sesuai pada
kebutuhan siswa misalnya.
5. Siswa
yang terlalu aktif
Dalam
hal ini guru harus dapat berperan sebagai fasilitator. Guru harus dapat
mengarahkan siswa untuk dapat memperhatikan apa yang telah disampaikan sehingga
dapat memahami materi. Solusi yang dapat
dilakukan yaitu dengan cara memberikan stimulasi bagi siswa misalnya tiba-tiba
guru menarik perhatian siswa seperti bernyanyi atau sebagai penyemangat
lainnya.
B.
Perencanaan
Pembelajaran Tematik
Perencanaan pembelajaran
tematik di SD Negeri 01 Dangdang ini memiliki perangkat pembelajaran yaitu kurikulum,
silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Ibu Yeti Suryati, S.Pd
adalah guru kelas II di SD Negeri 01 Dangdang menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hasil
dari turunan guru-guru sebelumnya yang mengajar. Jadi dalam pengajaran yang dilakukan tidak
semata-mata mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah ada,
melainkan disesuaikan pada kondisi pada saat mengajar. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dalam pembelajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran
telah terlampir, berikut adalah uraian singkat mengenai RPP yang telah
terlampir. Dalam perencanaan pembelajaran tematik meliputi :
1. Identitas
Mata Pelajaran meliputi:
a. Tema
meliputi tema yang akan dibahas pada mata pelajaran yang terjadi pada hari itu.
b. Kelas
atau semester merupakan penerapan
yang akan dilakukan di kelas yang akan mengalami proses pembelajaran tematik.
c. Alokasi
waktu merupakan landasan mengenai waktu yang akan terjadi dalam pembelajaran
tematik.
2. Standart
Kompetensi merupakan standart yang akan menjadi landasan dalam proses
pembelajaran.
3. Kompetensi
dasar merupakan kompetensi yang akan di ajarkan di dalam kelas.
4. Indikator
merupakan sesuatu yang dapat memberikan petunjuk mengenai proses pembelajaran.
5. Tujuan
pembelajaran merupakan berkaitan dengan target apa yang akan dicapai oleh
siswa.
6. Materi
ajar adalah materi yang akan dibawakan di dalam kelas dalam proses
pembelajaran.
7. Alokasi
waktu tertera kembali guna memperjelas mengenai waktu yang akan terjadi dalam
pembelajaran tematik.
8. Metode
Pembelajaran adalah metode yang digunakan dalam proses pembelajaran.
9. Langkah-langkah
pembelajaran dalam hal ini pembelajaran
yang dilakukan membahas mengenai
proses pembelajaran yang terjadi dikelas seperti kegiatan pembuka, kegiatan
inti, kegiatan penutup.
10. Penilaian
meliputi cara pengambilan nilai yang terjadi selama satu semester guna untuk
mengetahui siswa dapat memahami materi yang disampiakan selama satu semester.
11. Alat
dan sumber belajar; alat dan sumber belajar meliputi alat yang digunakan saat
proses pembelajaran terjadi dan referensi mengenai sumber belajar.
C.
Proses
Pembelajaran Tematik
Proses
pembelajaran tematik yang menjadi landasan observasi yang dilakukan di SD
Negeri 01 Dangdang kelas II yang dilaksanakan hari senin, 07 Maret 2016 dari
pukul 07.00 sampai dengan 11.00 WIB. Pada saat dilakukan observasi pembelajaran
yang sedang berlangsung pertama adalah Bahasa
Indonesia dan yang kedua Pendidikan Agama Islam. Metode yang digunakan dalam
pembelajaran tematik ini adalah metode ceramah dan tanya jawab. Media pembelajaran
yang digunakan berupa sebuah wacana yang berisi cerita yang terdapat dalam buku
Lembar Kerja Siswa (LKS). Dalam suatu kegiatan pembelajaran tentunya memiliki
strategi dalam melakukan proses pembelajaran. Berikut terdapat tiga tahap dalam
strategi pembelajaran yaitu:
a. Kegiatan
Pembuka
Pukul
07.00-08:30 WIB seluruh siswa dan para guru melaksanakan upacara bendera. Pukul 09:00 proses pembelajaran dimulai
dimana kelas II dan guru memasuki ruang kelas. Ketika seluruh siswa telah
memasuki ruang kelas guru terlebih dahulu mengarahkan siswa untuk melakukan doa
secara bersama-sama. Kemudian dilakukannya presensi secara satu persatu
sehingga adanya interkasi antara guru dan siswa disertai dengan menanyakan
kabar. Setelah guru selesai menyiapkan peserta didik maka proses pembelajaran
mulai dilakukan dengan mengarahkan siswa untuk mempersiapkan alat tulis dalam
hal ini untuk membuka materi yang akan disampaikan. Setekah guru sudah mengkondisikan siswa guru
mulai bersiap untuk memulai pembelajaran.
b. Kegiatan
Inti
Mata pelajaran
pertama yang pelajari adalah Bahasa Indonesia. Dalam hal ini guru memulai
dengan mengajak siswa untuk secara bersama-sama membaca wacana dengan judul
“hujan petir” yang sudah ada dibuku Lembar Kerja Siswa (LKS). Namun ketika
pembelajaran dimulai ada beberapa siswa yang tidak membawa Lembar Kerja Siswa
(LKS) yang kemudian guru mengatur siswa, yang tidak membawa buku untuk
bergabung dengan siswa yang membawa
buku. Setelah siswa selesai membaca secara bersama-sama guru menunjuk dua siswa
yang bernama madrifah dan farah untuk
membaca kembali di depan teman-temanya secara satu persatu. Kemudian guru mulai
menjelaskan isi dari wacana tersebut dengan di hubungan pada kehidupan
sehari-hari siswa. Interaksi yang terjadi disini antara guru dan siswa mulai
banyak yang bertanya sehingga suasana kelas menjadi menarik.
Dalam
sewaktu-waktu siswa mulai bosan dengan dengan melakukan kebisinggan dan
kegaduhan dikelas seperti ada yang bermain, lari-lari, mengangu teman yang
sedang belajar, dan lain-lain. Ketika terjadi hal seperti yang hendak dilakukan
oleh guru yaitu memberikan stimulasi dengan menarik perhatian siswa kembali
berupa merapikan tempat duduk dengan cara bernyanyi bersama yang berkaitan
dengan wacana tersebut yaitu “Tik-tik bunyi hujan”. Ketika ha ini dilakukan
siswa mulai fokus kembali pada pembelajaran
dan akan mempermudah dalam memahami. Setelah siswa dapat memahami isi dari
wacana guru memberikan tugas seperti
yang terdapat dalam Lembar Kerja Siswa (LKS). Tugas yang telah dikerjakan oleh
siswa, guru langsung memberikan penilaian dimana siswa yang sudah selesai
menggerjakan di kumpul terlebih dahulu disusul dengan siswa yang lain sampai
semua siswa selesai mengerjakan tugas.
c. Kegiatan
Penutup
Proses
penutup pembelajaran guru menyimpulkan semua materi yang telah dipelajari
dengan diberi penguatan. Pada pertemuan selanjutnya guru memberikan pekerjaan
rumah pada siswa. Setelah itu seluruh siswa diharapkan untuk membereskan
bukunya dan duduk dengan rapi kemudian berdoa untuk pulang.
D. Analisis
data
Hasil
yang di peroleh dari observasi yang penulis lakukan bahwa di
sekolah
dasar Negeri 01 Dangdang pada kelas II yang
berjumlah 53
siswa
dengan wali kelas yang
bernama
Ibu Yeti Suryati, S.Pd. Dalam sekolah ini
melakukan implementasi pembelajaran tematik berdasarkan satu tema yang
dihubungkan dengan mata pelajaran lainnya. Kurikulum yang digunakan di sekolah
ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Namun,
Pada tahun 2014-2015 Kurikulum 2013 pernah di aplikasikan dalam SD Negeri 01
Dangdang, hanya di berlakukan selama satu semester di kelas 1, 2, 4, dan 5.
Ketika pembelajaran yang dilakukan tentunya memiliki kendala-kendala seperti
Pengelolaan kelas, Penggunaan buku Lembar Kerja Siswa (LKS) atau buku paket
yang belum bertema, Kemampuan yang berbeda-beda, Kurang Fasilitas dari pihak
sekolah, dan Siswa yang terlalu aktif.
Dalam proses
pembelajaran tentunya ada suatu kendala, namun dalam hal ini tentunya disertai
dengan solusi untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi. Perencanaan
pembelajaran tematik dari kurikulum, silabus, dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Guru kelas II di SD
Negeri 01 Dangdang menggunakan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hasil dari turunan guru-guru sebelumnya. Proses
pembelajaran tematik terdapat tiga hal yaitu kegiatan pembuka, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup.
Secara umum
pengajaran yang dilakukan dalam SD Negeri 01 Dangdang sudah cukup baik namun
hanya ada beberapa yang perlu untuk diperbaiki. Dalam segi perencanaan
pembelajaan tematik disini menggunaan perangkat pembelajaran dalam bentuk
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Guru yang melaksanakan proses
pembelajaran tidak membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sendiri yang
disesuaikan dengan karakteristik para siswa melainkan hanya dari turunan
guru-guru sebelumnya. Pada dasarnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sangat
diperlukan karena sebagai pegangan ataupun pedoman bagi guru, sehingga dalam
perencanaan perlu ada pengembangkan menyesuaikan dengan kondisi siswa.
Dengan demikian
hal yang harus dilakukan guru ialah berpikir secara inovatif dan kreatif yang
disesuaikan pada perkembangan zaman yang ada pada lingkungan masyarakat. Dalam
segi pengajaran disini guru kurang menanggapi bahwa pentingnya memahami empat
kompetensi guru. Apalagi guru-guru yang sudah lanjut usia yang mereka lakukan
hanya mengajar sehingga mengenai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
empat kompetensi guru sedikit demi sedikit mulai terabaikan.
0 comments:
Post a Comment