PERIODE PENDIDIKAN PADA
ZAMAN PORTUGIS DAN SPANYOL
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan hal yang wajib serta sangat
penting bagi setiap warga negara. Pendidikan merupakan suatu hak serta
kewajiban yang harus di miliki bagi setiap warga negara. Hal tersebut tercantum
dalam Undang- Undang Republik Indonesia yakni dalam pasal 31 ayat 1 yang
berbunyi “Setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan” hal tersebut sangat jelas nahwa pendidikan itu sangat
penting.
Selain itu pendidikan juga memiliki fungsi yakni untuk
membangun serta mempertahankan suatu negara agar negara tersebut tidak
tertinggal dengan negara lain. Dengan adanya pendidikan ini pola pikir
masyarakat pun berubah, berbeda dengan yang tidak mengeyam bangku pendidikan.
Masyarakat yang berkesempatan untuk memperoleh pendidikan memiliki pemikiran
yang maju serta dewasa berbanding terbalik dengan yang tidak berpendidikan.
Sejak zaman penjajahan pun pendidikan ini sangat di
perhatikan salah satu cara yang dilakukan agar pendidikan ini terlaksana yakni
dengan cara bersekolah.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa
latar belakang portugis dan spanyol datang ke Indonesia?
2. Bagaimana
sistem pendidikan pada zaman portugis dan spanyol?
3. Dimanakah
daerah yang menjadi penyebaran zaman portugis dan spanyol?
4. Apa
ciri-ciri pendidikan di masa portugis?
5.
Apa pengaruh kedatangan
bangsa Portugis ?
1.3
Tujuan
1. Dapat
mengetahui apa yg menjadi tujuan portugis dan spanyol datang ke Indonesia
2. Dapat
mengetahui sistem pendidikan pada zaman portugis
3. Dapat
mengetahui daerah penyebaran portugis dan spanyol
4. Dapat
mengetahui ciri-ciri pendidikan masa portugis
5. Dapat
mengetahui pengaruh kedatangan portugis
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Latar belakang
datangnya bangsa Portugis dan Spanyol ke Indonesia
Pada awal abad ke-16 datanglah
bangsa Eropa ke Indonesia, yang pertama adalah bangsa Portugis, yang kemudian
disusul bangsa Spanyol, mereka datang ke Indonesia memiliki tujuan yakni untuk berdagang, selain untuk berdagang dan
juga untuk mengembangkan agama Nasrani (Agama Katolik). Kecuali
Maluku sedikit sekali pengaruh dari kebudayaan mereka. Hal itu tidak
mengherankan, karena ketika bangsa Portugis datang ke Malaka dan Indonesia,
mereka menemui alat-alat kebudayaan yang tidak kalah oleh milik kebudayaan
bangsa barat. Pengaruh barat pada masa itu hanya bagaikan kulit, sedangkan
isinya tetap Indonsia asli. Tujuan
Portugis datang ke Indonesia adalah untuk melebarkan sayapnya dengan
mengembangkan agama Khatolik, selain juga untuk berdagang. Dua maksud yang
berpadu menjadi satu hinga kemudian melahirkan maksud-maksud yang lain. Portugis
menganggap keberadaan Islam di bumi nusantara adalah musuh yang harus dimusnahkan,
baik di sektor agama itu sendiri, perdagangan (ekonomi), politik, dan segala
lini lainnya. Dan syarat dasar untuk mencapai tujuannya adalah pembangunan di
bidang pendidikan untuk masyarakat lokal. Bisa jadi ini untuk mengimbangi
budaya menimba ilmu di surau oleh masyarakat muslim. Dibentuklah sekolah guru
untuk pertama kalinya di wilayah Indonesia. Sekolah guru itu didirikan di
daerah Ternate yang didirikan oleh kaum pendeta portugis. Hal yang sama juga
berlaku untuk pulau-pulau lain disekitar Ternate. Sekolah-sekolah ini dibina
oleh kaum gerejawan khatolik. Dengan jalan mengembangkan pendidikan berdasarkan
agama khatolik itu bangsa portugis berusaha untuk dapat berpengaruh di segala
bidang (terutama ekonomi dan politik). Namun semua itu mengalami kegagalan
karena kecerobohan dan keserakahan para penguasa mereka sendiri. Pada tahun
1574 mereka diusir dari ternate dan datanglah bangsa belanda yang mencoba
melakukan apa yang elah dilakukan oleh bangsa portugis.
Sedangkan bangsa Spanyol yang tergabung dalam kapal
Ekspedisi Magelhaens-Del Cano tiba pertama kali tiba di kota Tidore pada tahun
1521 untuk menyelesaikan sengketa di Maluku tersebut. Portugis dan Spanyol
menempuh jalur perundingan yang dilaksanakan di Saragosa(Spanyol) pada tahun
1529. Perundingan dua bangsa tersebut menghasilkan kesepakatan yang disebut
Perjanjian Saragosa. Isi Perjanjian Saragosa, antara lain :
1. Spanyol harus segera meninggalkan Maluku dan melakukan
perdagangan di Filipina.
2. Portugis tetap
melakukan kegiatan perdagangan di Kepulauan Maluku.
Antara tujuan dari kedatangan bangsa portugis dan
spanyol yakni :
1. Gold, yaitu mencari emasatau mencari kejayaan
2. Glory, yaitu mencari kekuasaan atau kejayaan
3.
Gospel,
yaitu menyebarkan agama kristen
2.2
Pendidikan
Yang Terjadi Pada Masa Portugis
Setelah dapat menguasai
malaka pada permulaan abad ke -16, orang-orang Portugis bergerak mencari daerah
sumber rempah-rempah di Indonesia bagian timur yakni di bagian pulau Ternate, Tidore, Ambon dan Bacan. Dalam gerakan ini selalu di ikuti oleh missinaries Roma Khatolik. Hal tersebut karena mereka ingin mencari rempah-rempah
serta menyebarkan agama khatolik yang sebagian besar di anut oleh bangsa eropa.
Segera sesudah menduduki
daerah atau pulau maka langkah pertama yang dikerjakan adalah menjadikan
penduduk setempat penganut agama roma katolik. Tugas ini dilakukan oleh
padri-padri dari “ordo Fransiskan” sesudah masyarakat pribumi dibaptis dan menjadi penganut agama roma khatolik langkah berikutnya adalah memberikan pendidikan
kepada mereka agar agama baru yang telah dipeluk dapat diresapi dan
didalami. Peranan para missionaris dari “ordo franciskan” kemudian terdesak
oleh kaum “Yezuit”(salah satu ordo padri Katolik) dibawah pimpinan Fransiskus
Xaverius(1506-1552) yang kemudian menjadi peletak
dasar dari Katolik se Indonesia.
Pada
tahun 1536 penguasa Portugis di Maluku bernama Antonio Galvano, mendirikan
sekolah seminari untuk anak-anak dari pemuka Bumiputera. Dalam sekolah seminari ini anak-anak mendapatkan
pelajaran agama selain itu juga diajarkan
membaca, menulis dan berhitung. Bahasa pengantar yang digunakan
dalam sekolah seminari ini tidak dapat diketahui secara jelas. Sekolah
semacam ini didirikan di pulau Solor jumlah muridnya mencapai 50 siswa,
diketahui bahwa bahasa latin diajarkan pada Bumi Putera ternyata dapat
mengikuti pelajaran dan ingin melanjutkan dan meneruskan studi ke Goa, yang
menjadi kekuatan Portugis di Asia. Fransiskus Xaverius pada tahun 1547 pergi ke
Goa dari Ternate dengan membina pemuda-pemuda Maluku untuk melanjutkan
pendidikan ke Goa (Soemarsono Mestoko,dkk:1986:71).
Penyebaran agama Katolik di daerah Maluku demikian
pula penyelenggaraan pendidikan tidak banyak mengalami perubahan atau kemajuan
yang begitu pesat hal tersebut karena selain hubungan bangsa
Portugis dengan Sulatan Ternate kurang baik, mereka harus berperang melawan
bangsa Spanyol kemudian Inggris.
Akhirnya Belanda yang dapat
menghalau bangsa Portugis dari Indonesia Timur dan kemudian mengambil alih
segala Harta banda termasuk milik Gereja Katolik beserta lembaga pendidikannya.
Tetapi sebagian penduduk masih setia terhadap katolik roma hingga Sekarang (Sumarsono Mestoko, dkk:1986:72).
2.3
Daerah Penyebaran Pengaruh Portugis
2.3.1
Maluku
Secara
historis kepulauan Maluku sangat terkenal dengan sebagai suatu daerah penghasil
rempah-rempah tetapi sebenarnya daerah tersebut bukanlah pulau penghasil
rempah-rempah yang asli selama berabad-abad sebelum kedatangan orang-orang
barat di kepulauan Maluku para pedangan melayu,jawa dan cina telah melakukan
dagang cengkeh dengan system barter.
Pada tahun 1525 orang-orang portugis melakukan
kontak hubungan dengan penduduk Hitu akan tetapi mereka terpaksa pindah
kesemenanjung Leitimor di tempat itulah
orang-orang Portugis ini mendirikan benteng yang selanjutnya menjadi kota Ambon
sekarang, bersamaan dengan itu mereka memperluas penanaman pohon cengkeh sampai
kepualuan Leiser.
Pada
tahun 1536 penguasa portugis untuk Maluku adalah Antonio Galvano berhasil
mendirikan sekolah Seminari untuk anak-anak para pembuka pribumi di Ternate
yang merupakan sekolah agama Kristen bagi-anak-anak mereka dan sekolah yang
sejenis kemudian didirikan di pulau Solor dengan jumlah murid sebanyak 50
orang, murid-murid yang berasal dari golongan pribumi dan ternyata mampu
mengikuti pelajaran dengan baik dan berkeinginan melanjutka pendidikannya ke
Goa (India).
Pada tahun 1546 di
Ambon sudah banyak pemeluk agama khatolik selain pelajaran agama yang di
berikan pelajaran seperti membaca,menulis dan berhitung juga di berikan
dengan tambahan bahasa latin.
2.3.2 Sumatra
Selatan
Hubungan
kesultanan Palembang dengan bangsa Portugis di malaka sampai akhir abad ke-16
selalau mengikuti kebijakan Demak yang telah mengambil alih peran malaka dalam
penyebaran agama Islam di daerah nusantara, serbuan Demak terhadap malaka sejak
tahun 1512 sampai 1513 dan 1551-1574 selalu mendapatkan bantuan dari Palembang
sehingga tidak memberikan kesempatan kepada bangsa eropa untuk berpengaruh di
daerah palembang.
Ketika
inggris menguasai Bengkulu sempat misi Kristenisasi dibawah zending Kristen
memasuki daerah Tanjung Sakti dibawah asuhan seorang pastur Khatolik di daerah
tanjung sakti dibangun sebuah sekolahan desa (volkschool) dan voorvolkschool di
simpang tiga Tanjung Sakti setelah itu
di buka pula sebuah sekolahan pertanian dalam masyarakat setempat sekolahan itu
di kenal dengan nama sekolah mingguan.
Penyebaran agama
khatolik dengan mempergunakan sarana pendidikan yang setingkat dengan
pendidikan pada akhir abad ke-19 hanya terbatas daerah Tanjung Sakti saja
karena tidak dapat menjangkau daerah yang lebih luas dan setela jatuhnya
kesultanan Palembang pada tahun 1848-1868 sumatra selatan berhasil dikuasi
belanda dan mengambil alih segala harta benda milik gereja dan semua lembaga
pendididkannya.
2.4 Ciri-Ciri
Pendidikan pada masa portugis
Seorang
penguasa dari portugis di Maluku bernama Antonio Galvano mendirikan sebuah
sekolahan Missionaris untuk anak-anak pemuka pribumi adapun sekolahan
mengajarkan beberapa pelajaran seperti :
1. Membaca
2. Menulis
3. berhitung dan agama
Metode
yang di pergunakan berupa:
1. Ceramah
2.
Menghapal
3. Mengkaji
ulang pelajaran
Adapun ciri-ciri pendididkan pada masa Portugis yaitu:
1. Yang memberikan pelajaran biasanya di sebut pastur
atau pendeta
2. Metode yang diajarkan bersifat ceramah, menghafal, mengkaji
ulang
3. Waktu belajar pada hari minggu
4. bersifat klasikal
2.5 Pengaruh
Kedatangan Bangsa Portugis Di Indonesia
Selama
berada di Indonesia orang-orang portugis meninggalkan beberapa pengaruh
kebudayaan mereka seperti :
1. Dalam
Bidang Kesenian
Bangsa
portugis meninggalkan kesenian yang berupa balada-balada keroncong yang
diiringi gitar yang berasal dari kebudayaan portugis
2. Dalam
Bidang Bahasa
Kosa
kata bahasa Indonesia juga ada yang berasal dari bahasa portugis
seperti,bendera,keju dll
3. Dalam
Bidang agama
Adanya
bangunan-bangunan gereja di Indonesia dan masyarakat Indonesia bagian timur
kebanyakan memeluk agama khatolik
4. Dalam
Bidang Pendididkan
Didirikannya sekolahan seminari di Ambon dan
volkschool dan voorvokschool di tanjung sakti.
2.6 Reaksi
Masyarakat Indonesia Kedatangan Portugis
Kedatangan bangsa
portugis di Indonesia disambut baik oleh penguasa setempat karena bangsa
portugis membawa bahan pangan dan membeli rempah-rempah. Akan tetapi
perdagangan asia bangkit kembali sehingga portugis tidak perna dapat melakukan
suatu monopoli yang efektif dalam perdagangan rempah-rempah.
Hubungan
Ternate dan Portugis berubah menjadi tegang karena upaya yang lemah membuat
Portugis melakukan kristenisasi sedangkan masyarakat Ternate pada waktu itu
memeluk agama Islam dan prilaku orang-orang Portugis yang tidak sopan dan pada
tahun 1570 orang Portugis membunuh Sultan Ternate sehingga orang-orang Portugis
di usir dari Ternate dan pada tahun 1575 terjadi peperangan sehingga orang
–orang portugis pindah ke Tidore dan membangun sebuah benteng baru namun yang
menjadi pusat orang-orang portugis melakukan semua aktivitasnya adalah Ambon.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah bangsa portugis dapat menguasai malaka pada permulaan abad ke -16,
orang-orang Portugis bergerak mencari daerah sumber rempah-rempah di Indonesia bagian timur
yakni di bagian pulau Ternate, Tidore, Ambon dan Bacan. Dalam gerakan ini selalu di ikuti oleh missinaries Roma Khatolik. Hal tersebut karena meeka ingin mencari rempah-rempah
serta menyebarkan agama khatolik yang sebagian besar di anut oleh bangsa eropa.
Dalam pendidikan yang terjadi pada masa portugis ini kebanyakan mengajarkan
mengenai agama yang menjadi misi bangsa portugis yakni penyebaran agama
katholik. Namun selain agama dalam pendidikan di jaman portugis ini juga
mengajarkan mengenai membaca, menulis, dan berhitung.
DAFTAR PUSTAKA
http://nuraini-uzuainsitussejarah.blogspot.com/2012/11/sejarah-pendidikan-indonesia-pada-masa.html ( diakses tanggal 23
Mei 2014 )
(
diakses tanggal 27 Mei 2014 )
http://media.kompasiana.com/buku/2013/11/19/pendidikan-di-indonesia-dari-jaman-ke-jaman-612388.html ( diakses 27 Mei 2014
)
http://akbar-el-hamed.blogspot.com/2012/05/sejarah-kedatangan-portugis-dan-spanyol.html ( diakses 31 Mei 2014
)
0 comments:
Post a Comment