BAB
1
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Indonesia adalah Negara kesatuan
kita yang dijaga, dihormati oleh masyarakatnya, Bangsa Indonesia yang beragam
suku, budaya dan bahasa namun tetap satu bahasa nasional yaitu Bahasa Indonesia
sebagai identitas bangsa Indonesia.
Sebagai mahasiswa sekaligus bagian
dari bangsa Indonesia, sudah sepantasnya kita menjaga nilai-nilai dan makna
yang terkandung dalam bahasa kususnya nilai-nilai yang terkandung dalam bahasa
Indonesia
Untuk menulis sesuatu hal yang
menarik kita perlu berfikir. Sebuah paragraf yang menarik, pertama kita harus
tau apa itu paragraf. Paragraf merupakan sekelompok kalimat yang mengandung
beberapa informasi yang relevan tentang suatu ide. Paragraf yang baik biasanya
terpusat pada satu topik kalimat. Ketika kita mempunyai petunjuk untuk mulai
menulis, kita dapat menyelesaikan paragraf tersebut dengan sukses. Sebuah kalimat
topik akan membantu kita untuk memilih informasi yang relevan.
2.
Permasalahan
Sesuai dengan judul makalah diatas yaitu tentang
paragrapf narasi. Maka kita perlu merumuskan masalah agar pembahasan tidak melebar
dari konsep pembahasan.
1. apa yang
dimaksud dengan paragraf narasi?
2. apa saja
jenis-jenis paragraf narasi ?
3. apa
perbedaan paragraf narasi dengan paragraf lainnya ?
4. apa tujuan dan
kegunaan paragraf narasi ?
Tujuan
Selain memenuhi tugas bahasa indonesia makalah ini
disusun dengan tujuan sebagai berikut:
1.
Mengidentifikasi wacana narasi.
2.
Menetukan jenis-jenis wacana narasi.
3.
Membedakan wacana narasi dengan
wacana lainnya.
4.
Mengetahui tujuan/ kegunaan dari
wacana narasi.
5.
Untuk
memberikan wawasan lebih luas tentang paragraf narasi kepada pembaca.
6.
Sebagai metode
pembelajaran untuk pembaca.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Paragraf Narasi
Paragraf narasi merupakan salah satu jenis paragraf
yang mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan waktu.
Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa
atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh
yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik
merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga
unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan
berdasarkan plot atau alur.
Contoh
narasi:
1. Contoh
narasi yang berisi fakta: biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman.
2. Contoh
narasi yang berupa fiksi: novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.
Pengertian
narasi para ahli:
1. Menurut
Keraf
Karangan narasi
merupakan bentuk karangan yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang
dijalin dan dirangkai menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu
kesatuan waktu. Atau dapat juga dirumuskan dengan cara lain;narasi adalah suatu
bentuk karangan yang berusaha menggambarkan sejelas-jelasnya kepada pembaca
suatu peristiwa.
2. Menurut
Widyamartaya
Narasi bertujuan
menyampaikan gagasan dalam urutan waktu dengan maksud menghadirkan didepan mata
angan-angan pembaca serentetan peristiwa yang biasanya memuncak pada kejadian utama.
3. Menurut
Finoza
Karangan narasi
(berasal dari naration berarti bercerita)
adalah suatu bentuk yang berusaha menciptakan,mengisahkan,dan merangkaikan
tindak tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau
berlangsung dalam suatu kesatuan waktu.
2. Ciri-ciri Paragraf
Narasi
Menurut
Keraf (2000:136) ciri-ciri narasi adalah:
1.
Menonjolkan unsur perbuatan atau
tindakan.
2.
Dirangkai dalam urutan waktu.
3.
Berusaha menjawab pertanyaan
"apa yang terjadi?"
4.
Ada konfiks.
Narasi
dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada
konfiks. Selain alur cerita, konfiks dan susunan kronlogis, ciri-ciri narasi
lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Atar Semi (2003: 31) sebagai berikut:
1.
Kejadian atau peristiwa yang
disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata
imajinasi atau gabungan keduanya.
2.
Berdasarkan konfiks, karena tanpa
konfiks biasanya narasi tidak menarik.
3.
Memiliki nilai estetika.
4.
Menekankan susunan secara
kronologis.
Ciri yang
dikemikakan Keraf memiliki persamaan dengan Atar Semi, bahwa narasi memiliki
ciri berisi suatu cerita, menekankan susunan kronologis atau dari waktu ke
waktu dan memiliki konfiks. Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri yang
menonjolkan pelaku.
3.
Pola
Pengembangan Paragraf Narasi
Pengembangan paragraf mencakup dua persoalan utama,
yakni:
1.
Kemampuan memerinci gagasan utama paragraf ke dalam gagasan-gagasan penjelas.
2.
Kemampuan mengurutkan
gagasan-gagasan penjelas kedalam gagasan-gagasan penjelas.
Gagasan
utama paragraf akan menjadi jelas apabila dilakukan
perincian yang cermat. Perincian-perincian itu dapat dilakukan dengan bermacam
pola pengembangan. Pola pengembangan yang dipakai, antara lain ditentukan oleh
gagasan atau masalah yang hendak dikemukakan. Misalnya, apabila gagasan yang
hendak disampaikan itu berupa urutan peristiwa, maka pola pengembangan
yang sebaiknya dipilih adalah pola kronologis (naratif) atau proses
(eksposisi). Lain lagi apabila masalahnya itu mengenai sebab-akibat suatu
kejadian, maka pola yang dipilih adalah pola kausalitas (eksposisi,
Argumentasi). Pilihan pola pengembangan
ditentukan pula oleh pandangan penulis itu sendiri terhadap masalah yang hendak
disampaikannya.
Paragraf narasi adalah paragraf
yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sedemikian rupa sehingga
pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan itu. Dalam paragraf narasi terdapat tiga
unsur utama yaitu tokoh-tokoh, kejadian, dan latar ruang atau waktu.
Berdasarkan materi pengembangannya, paragraf
narasi terbagi ke dalam dua jenis, yakni narasi fiksi dan narasi
nonfiksi. Narasi fiksi adalah narasi yang mengisahkan
peristiwa-peristiwa imajinatif disebut juga narasi
sugestif. Contohnya: novel dan cerpen. Narasi nonfiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa faktual, suatu
yang ada dan benar-benar terjadi disebut juga narasi
ekspositori. Contohnya biografi dan laporan perjalanan.
Perbedaan yang lebih jelas antara narasi fiktif dan nonfiktif adalah sebagai berikut:
a.
Narasi Fiksi:
1.
Menyampaikan makna atau amanat
secara tersirat sebagai sarana rekreasi rohaniah.
2.
Menggugah majinasi.
3.
Penalaran difungsikan sebagai alat
pengungkap makna, kalau perlu dapat diabaikan.
4.
Bahasa cenderung figuratif dan
menitikberatkan penggunaan konotasi.
b.
Narasi Nonfiksi:
1.
menyampaikan informasi yang
memperluas pengetahuan.
2.
memperluas pengetahuan atau
wawasan.
3.
Penalaran digunakan sebagai sarana
untuk mencapai kesepakatan rasional.
4.
Bahasanya cenderung informatif dan
menitikberatkan penggunaan makna denotasi.
4.
Langkah-Langkah
Menyusun Paragraf Narasi
Langkah-langkah
menulis karangan narasi:
1.
Tentukan dulu tema dan amanat yang
akan disampaikan.
2.
Tetapkan sasaran pembaca kita.
3.
Rancang peristiwa-peristiwa utama
yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur.
4.
Bagi peristiwa utama itu ke dalam
bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita.
5.
Rincian peristiwa-peristiwa utama
ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita.
6.
Susun tokoh dan perwatakan, latar,
dan sudut pandang.
Langkah menyusun narasi (fiksi):
Langkah
menyusun narasi (fiksi) melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari,
menemukan, dan menggali ide. Cerita dirangkai dengan menggunakan “rumus” 5 W +
1 H. Di mana seting/ lokasi ceritanya, siapa pelaku ceritanya, apa yang akan
diceritakan, kapan peristiwa-peristiwa berlangsung, mengapa peristiwa-peristiwa
itu terjadi, dan bagaimana cerita itu dipaparkan.
5.
Jenis-jenis Paragraf Narasi
Jenis-jenis Karangan Narasi:
a. Narasi Ekspositorik (Narasi
Teknis)
Narasi
Ekspositorik adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara
tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang
tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu
peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya
satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini sampai terakhir
dalam kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan
eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi
ekspositorik. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis,
berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat
objektif.
b.
Narasi
Sugesti
Narasi sugesti adalah narasi yang
berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu amanat
terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah
melihat. Melalui paragraf narasi sugesti kita dapat menyampaikan peristiwa pada
suatu waktu dengan makna yang tersirat atau tersurat dengan bahasa yang lebih
condong ke bahasa figuratif dengan menitikberatkan penggunaan kata-kata
konotatif. Narasi sugesti berupa wacana fiktif seperti dongeng,cerpen,novel,dan
roman. Dongeng,cerpen,novel,dan roman merupakan bentuk narasi fiktif dengan
ciri khas yang dimilikinya yaitu adanya alur dan suspensi,latar dan waktu,tokoh
dan karakter,sudut pandang dan makna yang terkandung di dalamnya.
Berdasarkan jenis
cerita, narasi dibagi menjadi dua macam.
1.
Narasi yang mengisahkan peristiwa
yang benar-benar terjadi atau cerita nonfiksi. Misalnya, cerita perjuangan
pahlawan, riwayat atau laporan perjalanan, biografi, dan autobiografi.
2.
Narasi yang hanya mengisahkan
suatu hasil rekaan, khayalan, atau imajinasi pengarang. Jenis karangan ini
dapat dilihat pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan novel. Jenis karangan
narasi ini disebut karangan narasi sugestif.
6.
Contoh-contoh
paragraf narasi
Contoh
dari paragraf Narasi, baik contoh paragraf narasi kejadian maupun contoh
paragraf narasi runtut cerita
1.
Contoh
Paragraf Narasi Runtut cerita
Lahir di
Yogyakarta, 18 Septemberr 1943, Kuntowijoyo sudah bergelut dengan kegiatan
tulis-menulis sejak 1958 ketika ia masih duduk di kelas tiga SMP. Cerpen-cerpen
awalnya muncul di majalah Sastera dan Horison. Meraih gelar doktor dalam bidang
sejarah pada Universitas Columbia (1980) dengan disertasi berjudul Social in An
Agrarian Society Madura 1 1 (kini dalam proses penerjemahan ulang untuk
diterbitkan dalam edisi bahasa Indonesia), Kunto dikenal sebagai sejarawan
sekaligus sastrawan andal. Beberapa karya sastranya sudah dibukukan, di
antaranya Dilarang Mencintai Bunga- Bunga (kumpulan cerpen); umput- umput Danau
Bento (1968) dan Topeng (1973): naskah drama; Kereta Api yang Berangkat Pagi
Hari (1966), Pasar (1972), dan Khotbah di Atas Bukit (1976): novel; Isyarat dan
Suluk Awang- wung (kumpulan puisi). Buku-bukunya di bidang sejarah, sosial, dan
budaya juga telah terbit, seperti Dinamika Sejarah mat Islam Indonesia (1985);
Budaya dan Masyarakat (1987); Paradigma Islam Interpretasi untuk Aksi (1991),
dan adikalisme Petani (1993). Tiga di antara sekian banyak cerpennya yang
dimuat di Kompas terpilih sebagai cerpen terbaik Kompas dalam tiga tahun
berturut-turut, yakni Laki-laki yang Kawin dengan Peri (1995); Pistol
Perdamaian (1996); dan Anjing-Anjing Menyerbu Kuburan (1997). Ketika novel ini
dalam prosespenerbitan, Kuntowijoyo yang kini tercatat sebagai Koordinator Mata
Kuliah Jurusan Sejarah Fakultas Sastra UGM tengah mempersiapkan naskah pidato
untuk upacara pengukuhan dirinya sebagai guru besar tetap pada Fakultas Sastra
UGM.
(" Terampil Berbahasa
Indonesia 2 " karangan Gunawan Budi Santoso, Wendi Widya R.D, Uti
Darmawati)
2.
Contoh
Paragraf Narasi Kejadian
Dalam setting budaya Jawa berikut warna Islam yang selalu mewarnai karya-karya Kuntowijoyo, tokoh Abu Kasan Sapari tumbuh dalam suatu proses dialektika dengan zamannya ketika ”bumi gonjang-ganjing, langit megap-megap”. Sebagai pegawai di sebuah kecamatan di kaki Gunung Lawu, Jawa Tengah, Abu berkesempatan tampil sebagai saksi sejarah menjelang tumbangnya kejayaan sebuah orde yang kemaruk. Orde Baru! Sampai akhirnya tanda-tanda zaman itu muncul, isyarat bahwa pemerintah yang tengah berkuasa akan segera ambruk. Lalu, pada suatu malam pada musim kemarau, hujan lebat – oleh masyarakat dinamakan hujan salah musim – itu datang disertai angin ribut. ”Pagi hari, hujan dan angin reda. Orang-orang keluar ke terminal. Beringin itu tumbang! Pohon yang selama ini tegak menghadapi musim hujan dan angin.
3.
Contoh Narasi Berisi
Fakta
Ir. Soekarno, Presiden Republik
Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928.
Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya
menentang penjajah.
Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945.
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949. Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus. Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi negara-negara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan Berjuang.
Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945.
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949. Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus. Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi negara-negara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan Berjuang.
4. Contoh
Narasi Fiksi
Aku tersenyum sambil mengayunkan
langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku
bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba
memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa.
Wangi kayu cadar yang terbakar di
perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan
kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku,
akankah kurindui juga?
Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.
Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan isi pembahasan makalah
di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa sebenarnya paragraf narasi itu
adalah.
1.
Bentuk kisahan mengenai peristiwa
atau kejadian berdasarkan urutan waktu atau secara kronologis.
2.
Jenis-jenis paragraf narasi ada dua
yaitu, paragraf narasi ekspositoris dan paragraf narasi sugestif.
3.
Ciri-ciri narasi adalah: Menonjolkan
unsur perbuatan atau tindakan,dirangkai dalam urutan waktu,berusaha menjawab
pertanyaan "apa yang terjadi?"dan ada konfiks.
4.
Pengembangan paragraf mencakup dua persoalan utama,yakni:
Kemampuan memerinci gagasan utama paragraf ke dalam
gagasan-gagasan penjelas,kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan penjelas kedalam
gagasan-gagasan penjelas.
5.
Jenis-jenis Karangan Narasi: narasi ekspositorik (narasi teknis),dan narasi sugestif.
B. SARAN
Apabila
dalam penyusunan makalah ini terdapat suatu keurangan, maka kami sebagai
penyusun menerima dengan besar hati apabila ada kritik, dan saran dari pembaca
guna kesempurnaan dari makalah-makalah selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
www.sentra-edukasi.com/2010/04/paragraf-narasi.html
adegustiann.blogsome.com/.../ciri-tulisan-narasi-deskripsi-eksposisi-d...
adegustiann.blogsome.com/2009/02/.../pola-pengembangan-paragraf... –
id.wikipedia.org/wiki/Narasi
0 comments:
Post a Comment